Pemimpin Indonesia masa depan - Sonny Ogawa

Halaman

    Social Items

Pemilu legislatif 2014 telah usai, Kini saatnya kita jelang Pilpres untuk menentukan pemimpin bangsa 5 tahun kedepan.

pemimpin indonesia masa depan

Sebagai rakyat biasa, Saya ingin berbagi pemikiran kepada para pembaca tentang karakteristik pemimpin Indonesia yang ideal, sehingga bisa menjadi pertimbangan kita untuk memilih calon pemimpin Indonesia di masa depan. Mungkin secara pasti kita masih belum bisa menentukan bagaimana kepemimpinan ideal yang bisa dijadikan acuan untuk memilih pemimpin kita nanti.

Salah atau benar kita dalam memilih seorang pemimpin yang ideal dapat dilihat dari sudut mana kita bisa melihat keidealan kepemimpinan dalam diri seseorang. Mungkin kita menangkap sudut kepemimpinan dari cerita-cerita kepemimpinan yang sebelumnya. Namun dapat kita pastikan juga bahwa sampai saat ini, belum ada orang yang bisa sempurna yang sesuai dengan jenis kepemimpinan ideal yang sesuai dengan apa yang kita inginkan. Memang, tidak ada yang sempurna di dunia ini, tapi pastikan kita bisa memilih yang terbaik dari yang ada untuk memberikan yang terbaik demi masa depan bangsa Indonesia.

Jika kita mengikuti sistem demokrasi yang utuh, maka kita harus menyadari, bahwa pemimpin kita lahir dari rakyat itu sendiri, yang bermakna mutlak hukumnya untuk mengabdi kepada rakyat. Pemimpin dalam politik Islam istilah Arab dikenal dengan sebutan IMAM, artinya berada di depan dan dapat dijadikan teladan. Seorang pemimpin seharusnya bisa dijadikan referensi. Maka, seorang pemimpin sudah sepatutnya berpihak dan mencintai rakyat yang dipimpinnya. Jika seorang pemimpin dapat dijadikan keteladanan dan dirujuk serta mencintai yang dipimpin, maka di samping pemimpin tersebut secara formal memiliki legalitas.

Seorang pemimpin dituntut memiliki ketegasan dalam memberikan intruksi. Sebab, bagaimanapun kepandaian seorang pemimpin tetapi komando kebawah mengalami disfungsi, maka sebenarnya keberadaannya tidak efektif. Karena, kemampuan dalam membangun team work yang kompak, adalah indikator keberhasilan kepemimpinan.

Sejatinya seorang pemimpin adalah pengembala dan pelayan yang dipimpinnya. Dia dicintai oleh yang dipimpinnya jika ia benar-benar mendengar dan melayani mereka dengan senang hati mengurus urusan yang di pimpinnya. Karena, ketika ia menjadi pemimpin bukanlah ia hanya milik keluarga dan kelompoknya, tetapi ia adalah milik rakyat. Oleh karena itu ia dituntut berjiwa besar menampung segala karakter manusia. Ia dituntut berjiwa permadani menampung berbagai watak manusia. Ia tidak berfikir untuk kepentingan orang-orang terdekatnya saja, tetapi mengutamakan kepentingan orang banyak, terutama kaum lemah.

Jika kriteria tersebut dilaksanakan dalam proses kepemimpinan, maka akan menjadi pemimpin yang legal dan legitimed (dicintai bawahnya). Ia pandai meletakkan dirinya, menyikapi dirinya, memandang dan mempersepsikan orang lain dalam sebuah komunitas. Ketika berada di depan dapat dijadikan teladan, berada ditengah dapat membangun kelompok kerja, berada di belakang dapat memberikan motivasi.

Sebagai rakyat kita diharuskan selektif dalam mencari pemimpin yang berkualitas (leader). Pemimpin tidak semata-mata ditentukan oleh ketrampilannya dalam berorasi dan berdiplomasi, tetapi diukur dari kemampuannya dalam mendengar dan melayani berbagai kebutuhan, menampung aspirasi serta keluhan rakyatnya. Oleh karena itu, bila suatu bangsa memilih pemimpin yang memiliki komitmen dan kompetensi yang unggul, kreatif, visioner, prospektif, maka akan mengantarkan penduduknya dapat menikmati dan memaknai masa depannya. Sebuah bangsa akan bangkrut dan merugi secara moral dan material, tidak memiliki daya saing dengan bangsa lain dan akan terjadi chaos di dalamnya apabila kepemimpinan yang dimilikinya tidak berkualitas.

Jika kita menoleh ke belakang, krisis multidimensional (moral dan material) yang pernah menggerogoti bangsa ini adalah salah satu diantara faktor penyebabnya berpangkal dari kepemimpinan nasional yang kandas membawa bahtera bangsa Indonesia untuk berlabuh menuju pulau harapan. Pemimpin saat itu gagal membawa Indonesia untuk bangkit dari kehinaan, kebodohan, keterjajahan pisik dan mental, serta melepaskan diri dari kualitas kehidupan yang rendah.


Berkaitan dengan pemilu presiden yang akan kita jelang, Yang secara sederhana dapat di kemukakan apa yang sepatutnya dipenuhi oleh unsur-unsur kepemimpinan nasional mendatang:
  • Kualitas pemimpin nasional yang akan datang haruslah memiliki kualitas intelektual, integritas moral yang memadai dan visioner serta profesional. Jika pemimpin kurang bermoral, kurang cerdas, kurang terampil, tentu akan mempengaruhi kualitas kehidupan rakyatnya.
  • Clean Goverment; pemimpin yang bersih dan berwibawa dimulai dari pemimpin yang jujur dan bersih dari cacat moral yang fatal. Karena kejujuran adalah kebijakan yang paling baik. Pemimpin itu harus jujur kepada dirinya, kepada rakyatnya, dan yang terpenting adalah kejujuran kepada ALLAH SWT. Pemimpin yang tidak jujur akan mudah terjatuh pada perangkap korupsi, kolusi dan nepoteisme, serta kemunafikan. Pemimpin yang KKN, merupakan simbol kerusakan moral bangsa. Dan pangkal kerusakan yang terjadi di pentas sejarah negeri ini diawali dari distribusi wewenang yang tidak merata kemudian diikuti oleh ketidakadilan distribusi ekonomi.
  • Seorang pemimpin haruslah berdedikasi tinggi yang bersedia melakukan pengorbanan atas kepentingan pribadi, keluarga, kelompok dan partai demi kepentingan yang lebih besar. Yaitu kepentingan bangsa dan Negara. Pemimpin ke depan harus menyadari secara mendalam bahwa ia bukan sekedar menjadi anggota keluarganya, kelompok dan partainya, tetapi pemandu bagi 250 juta lebih penduduk Indonesia dari Sabang sampai Meraoke dengan segala macam perbedaan, etnis, suku dan aspirasi yang harus direkonsiliasikan secara arif dan bijaksana. Alangkah idealnya jika presiden terpilih nanti bersedia mengundurkan diri dari partainya. Karena ia sudah menjadi milik seluruh rakyat Indonesia.
  • Pemimpin yang berjiwa besar yang Bisa menampung berbagai macam karakter. Seorang pemimpin yang reaktif, emosional, tentu akan menjadi pemimpin yang buruk. Seharusnya pemimpin itu orang yang pandai memaafkan kesalahan orang lain, bahkan ia bersedia memohonkan ampun atas kesalahan rakyatnya kepada Tuhan Yang Maha Esa.
  • Pemimpin yang mampu menerapkan kepemimpinan Kolektif. Seorang pemimpin ke depan haruslah menyadari bahwa ia tidak tahu segala-galanya dan tidak menguasai segala-galanya. Kepemimpinan kolektif harus menjadi alternatif model kepemimpinan ke depan. Karena Kekuatan seorang pemimpin terletak pada ketrampilannya dalam menjalin komunikasi lintas kelompok, partai, bahkan negara. Tentunya kita rakyat Indonesia tidak menginginkan seorang pemimpin yang bersifat ONE MAN SHOW (menonjolkan kharisma individu pemimpin). Dengan kepemimpinan yang bersifat kolegal, diharapkan bangsa Indonesia memasuki masa depan dengan langkah yang pasti. Karena kemampuan pemimpin untuk mengelola dan mensinergikan berbagai potensi akan menjadi modal kekuatan bangsa.

Semoga dengan indikator di atas kiranya dapat membantu dalam memandu kita untuk memilih pemimpin indonesia masa depan yang berkualitas. Siapapun yang menang dalam berkompetisi pada pemilihan presiden nanti, Semoga yang terpilih itu yang terbaik demi Indonesia yang adil, makmur dan sejahtera.

Pemimpin Indonesia masa depan

Pemilu legislatif 2014 telah usai, Kini saatnya kita jelang Pilpres untuk menentukan pemimpin bangsa 5 tahun kedepan.

pemimpin indonesia masa depan

Sebagai rakyat biasa, Saya ingin berbagi pemikiran kepada para pembaca tentang karakteristik pemimpin Indonesia yang ideal, sehingga bisa menjadi pertimbangan kita untuk memilih calon pemimpin Indonesia di masa depan. Mungkin secara pasti kita masih belum bisa menentukan bagaimana kepemimpinan ideal yang bisa dijadikan acuan untuk memilih pemimpin kita nanti.

Salah atau benar kita dalam memilih seorang pemimpin yang ideal dapat dilihat dari sudut mana kita bisa melihat keidealan kepemimpinan dalam diri seseorang. Mungkin kita menangkap sudut kepemimpinan dari cerita-cerita kepemimpinan yang sebelumnya. Namun dapat kita pastikan juga bahwa sampai saat ini, belum ada orang yang bisa sempurna yang sesuai dengan jenis kepemimpinan ideal yang sesuai dengan apa yang kita inginkan. Memang, tidak ada yang sempurna di dunia ini, tapi pastikan kita bisa memilih yang terbaik dari yang ada untuk memberikan yang terbaik demi masa depan bangsa Indonesia.

Jika kita mengikuti sistem demokrasi yang utuh, maka kita harus menyadari, bahwa pemimpin kita lahir dari rakyat itu sendiri, yang bermakna mutlak hukumnya untuk mengabdi kepada rakyat. Pemimpin dalam politik Islam istilah Arab dikenal dengan sebutan IMAM, artinya berada di depan dan dapat dijadikan teladan. Seorang pemimpin seharusnya bisa dijadikan referensi. Maka, seorang pemimpin sudah sepatutnya berpihak dan mencintai rakyat yang dipimpinnya. Jika seorang pemimpin dapat dijadikan keteladanan dan dirujuk serta mencintai yang dipimpin, maka di samping pemimpin tersebut secara formal memiliki legalitas.

Seorang pemimpin dituntut memiliki ketegasan dalam memberikan intruksi. Sebab, bagaimanapun kepandaian seorang pemimpin tetapi komando kebawah mengalami disfungsi, maka sebenarnya keberadaannya tidak efektif. Karena, kemampuan dalam membangun team work yang kompak, adalah indikator keberhasilan kepemimpinan.

Sejatinya seorang pemimpin adalah pengembala dan pelayan yang dipimpinnya. Dia dicintai oleh yang dipimpinnya jika ia benar-benar mendengar dan melayani mereka dengan senang hati mengurus urusan yang di pimpinnya. Karena, ketika ia menjadi pemimpin bukanlah ia hanya milik keluarga dan kelompoknya, tetapi ia adalah milik rakyat. Oleh karena itu ia dituntut berjiwa besar menampung segala karakter manusia. Ia dituntut berjiwa permadani menampung berbagai watak manusia. Ia tidak berfikir untuk kepentingan orang-orang terdekatnya saja, tetapi mengutamakan kepentingan orang banyak, terutama kaum lemah.

Jika kriteria tersebut dilaksanakan dalam proses kepemimpinan, maka akan menjadi pemimpin yang legal dan legitimed (dicintai bawahnya). Ia pandai meletakkan dirinya, menyikapi dirinya, memandang dan mempersepsikan orang lain dalam sebuah komunitas. Ketika berada di depan dapat dijadikan teladan, berada ditengah dapat membangun kelompok kerja, berada di belakang dapat memberikan motivasi.

Sebagai rakyat kita diharuskan selektif dalam mencari pemimpin yang berkualitas (leader). Pemimpin tidak semata-mata ditentukan oleh ketrampilannya dalam berorasi dan berdiplomasi, tetapi diukur dari kemampuannya dalam mendengar dan melayani berbagai kebutuhan, menampung aspirasi serta keluhan rakyatnya. Oleh karena itu, bila suatu bangsa memilih pemimpin yang memiliki komitmen dan kompetensi yang unggul, kreatif, visioner, prospektif, maka akan mengantarkan penduduknya dapat menikmati dan memaknai masa depannya. Sebuah bangsa akan bangkrut dan merugi secara moral dan material, tidak memiliki daya saing dengan bangsa lain dan akan terjadi chaos di dalamnya apabila kepemimpinan yang dimilikinya tidak berkualitas.

Jika kita menoleh ke belakang, krisis multidimensional (moral dan material) yang pernah menggerogoti bangsa ini adalah salah satu diantara faktor penyebabnya berpangkal dari kepemimpinan nasional yang kandas membawa bahtera bangsa Indonesia untuk berlabuh menuju pulau harapan. Pemimpin saat itu gagal membawa Indonesia untuk bangkit dari kehinaan, kebodohan, keterjajahan pisik dan mental, serta melepaskan diri dari kualitas kehidupan yang rendah.


Berkaitan dengan pemilu presiden yang akan kita jelang, Yang secara sederhana dapat di kemukakan apa yang sepatutnya dipenuhi oleh unsur-unsur kepemimpinan nasional mendatang:
  • Kualitas pemimpin nasional yang akan datang haruslah memiliki kualitas intelektual, integritas moral yang memadai dan visioner serta profesional. Jika pemimpin kurang bermoral, kurang cerdas, kurang terampil, tentu akan mempengaruhi kualitas kehidupan rakyatnya.
  • Clean Goverment; pemimpin yang bersih dan berwibawa dimulai dari pemimpin yang jujur dan bersih dari cacat moral yang fatal. Karena kejujuran adalah kebijakan yang paling baik. Pemimpin itu harus jujur kepada dirinya, kepada rakyatnya, dan yang terpenting adalah kejujuran kepada ALLAH SWT. Pemimpin yang tidak jujur akan mudah terjatuh pada perangkap korupsi, kolusi dan nepoteisme, serta kemunafikan. Pemimpin yang KKN, merupakan simbol kerusakan moral bangsa. Dan pangkal kerusakan yang terjadi di pentas sejarah negeri ini diawali dari distribusi wewenang yang tidak merata kemudian diikuti oleh ketidakadilan distribusi ekonomi.
  • Seorang pemimpin haruslah berdedikasi tinggi yang bersedia melakukan pengorbanan atas kepentingan pribadi, keluarga, kelompok dan partai demi kepentingan yang lebih besar. Yaitu kepentingan bangsa dan Negara. Pemimpin ke depan harus menyadari secara mendalam bahwa ia bukan sekedar menjadi anggota keluarganya, kelompok dan partainya, tetapi pemandu bagi 250 juta lebih penduduk Indonesia dari Sabang sampai Meraoke dengan segala macam perbedaan, etnis, suku dan aspirasi yang harus direkonsiliasikan secara arif dan bijaksana. Alangkah idealnya jika presiden terpilih nanti bersedia mengundurkan diri dari partainya. Karena ia sudah menjadi milik seluruh rakyat Indonesia.
  • Pemimpin yang berjiwa besar yang Bisa menampung berbagai macam karakter. Seorang pemimpin yang reaktif, emosional, tentu akan menjadi pemimpin yang buruk. Seharusnya pemimpin itu orang yang pandai memaafkan kesalahan orang lain, bahkan ia bersedia memohonkan ampun atas kesalahan rakyatnya kepada Tuhan Yang Maha Esa.
  • Pemimpin yang mampu menerapkan kepemimpinan Kolektif. Seorang pemimpin ke depan haruslah menyadari bahwa ia tidak tahu segala-galanya dan tidak menguasai segala-galanya. Kepemimpinan kolektif harus menjadi alternatif model kepemimpinan ke depan. Karena Kekuatan seorang pemimpin terletak pada ketrampilannya dalam menjalin komunikasi lintas kelompok, partai, bahkan negara. Tentunya kita rakyat Indonesia tidak menginginkan seorang pemimpin yang bersifat ONE MAN SHOW (menonjolkan kharisma individu pemimpin). Dengan kepemimpinan yang bersifat kolegal, diharapkan bangsa Indonesia memasuki masa depan dengan langkah yang pasti. Karena kemampuan pemimpin untuk mengelola dan mensinergikan berbagai potensi akan menjadi modal kekuatan bangsa.

Semoga dengan indikator di atas kiranya dapat membantu dalam memandu kita untuk memilih pemimpin indonesia masa depan yang berkualitas. Siapapun yang menang dalam berkompetisi pada pemilihan presiden nanti, Semoga yang terpilih itu yang terbaik demi Indonesia yang adil, makmur dan sejahtera.